Sabtu, 28 November 2009

PEMAHAMAN SYUBHAT TENTANG ALLAH


PEMAHAMAN SYUBHAT TENTANG ALLAH

A.     PENAFSIRAN MANUSIA DARI ALLAH

Ajaran tentang “Manusia Berasal Dari Allah” adalah sesat dan menyesatkan karena dalil yang digunakan yaitu innalillahi wainna ilaihi rajiun ditafsirkan secara keliru seperti yang disampaikan oleh sebahagian penceramah.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[AL-BAQARAH].




Penafsiran inna lillah wainna ilaihi rajiun yang ditafsirkan oleh sebahagian orang dengan manusia berasal dari Allah adalah salah karena bertentangan dengan tafsir-tafsir yang mu’tabar, seperti :

a.       Tafsir Ibnu Katsir 

قال: { الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } أي: تسلَّوا بقولهم هذا عما أصابهم، وعلموا أنَّهم ملك لله يتصرف في عبيده بما يشاء، وعلموا أنه لا يضيع لديه مثْقال ذرَّة يوم القيامة، فأحدث لهم ذلك اعترافهم بأنهم عبيده، وأنهم إليه راجعون في الدار الآخرة

b.      Tafsir Fathul Qadir

وقوله : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ راجعون } فيه بيان أن هذه الكلمات ملجأ للمصابين ، وعصمة للممتحنين ، فإنها جامعة بين الإقرار بالعبودية لله ، والاعتراف بالبعث ، والنشور
c.       Tafsir Al-Bughwi

{ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ } عبيدا وملكا { وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } في الآخرة.

d.      Tafsir Al-Khazin

{ الذين إذا أصابتهم مصيبة } أي نائبة وابتلاء { قالوا إنا لله } أي عبيداً وملكاً { وإنا إليه راجعون } يعني في الآخرة
e.       Tafsir Al-Jalalaini

{ الذين إِذَا أصابتهم مُّصِيبَةٌ } بلاء { قَالُواْ إِنَّا لِلَّهِ } ملكاً وعبيداً يفعل بنا ما يشاء { وَإِنَّا إِلَيْهِ راجعون } في الآخرة فيجازينا

Jadi, dari tafsir-tafsir jelaslah bahwa kita adalah miliknya dan kepadanyalah kita dikembalikan pada suatu saat untuk diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang telah kita kerjakan, bukan menyatakan kita bahagian dari zatnya.

Adapun kata-kata manusia berasal dari Allah itu di ihtimalkan :

a.       Jika dimaksud manusia dari ciptaan allah itu benar, sesuai dengan firman Allah dalam surat Assaffat 96 yaitu:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُون
Artinya: Dan Allah yang menciptakan kamu sekalian dan apa yang kamu kerjakan.

b.      Jika di maksud manusia merupakan bahagian Allah bagaikan Baju berasal dari kain, yang memberi faham manusia bahagian (juzuk) Allah itu salah dan menjadi murtad karena bertentangan ayat Allah surat Assajadah 7-9

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ (9)  
Artinya:
7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
9. kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Dan surat Ali-‘Imran 59-60
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (59) الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (60)
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.
60. (apa yang telah Kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu Termasuk orang-orang yang ragu-ragu.


Manusia terdiri dari 2 unsur: tubuh kasar dari tanah dan tubuh halus yaitu roh. Dan roh tersebut urusan Allah’ tidak ada seorang pun yang tau dari apa roh itu diciptakan (QS. Al-israk 85).
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا (85)  
85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

B.       BERI’TIKAD ADA WUJUD DIRI ADALAH DOSA.
Ajaran yang menyebutkan bahwa “Beriktikad Ada Wujud Diri adalah Dosa” dengan alasan Wujuduka Zanbon adalah Sesat Menyesatkan karena ungkapan tersebut tidak memiliki rujukan yang jelas.

Wujuduka zanbon yang artinya : ada kamu itu dosa, adalah perkataan ahli makrifah untuk diri mereka yang disalahtafsirkan oleh sebahagian orang karena:

a.        Makna “zanbu” adalah penghalang dari makrifat hakikat Allah yang di sebutkan dalam kitab Ta’rifat dan Iqadhul Humami Syarah Hikam Ibnu Ajibah, bukan Zanbu (dosa) yang berarti disiksa atas mengerjakannya.
فرؤيتك وجودك مانعة لك من شهود ربك إذ محال أن تشهده وتشهد معه سواه وجودك ذنب لا يقاس به ذنب
b.        Ucapanوجودك ذنب  bukan ayat Al-Quran dan juga bukan hadist Nabi, maka perkataan tidak bisa dijadikan sebagai dalil suatu hukum.

C.       MENGENAL TUHAN DENGAN CARA MENFANAKAN WUJUD ZAT DAN SIFAT.

Ajaran “Mengenal Tuhan baru dianggap benar dengan cara Menfanakan Wujud zat dan Sifat” adalah sesat menyesatkan karena bertentangan dengan :

a.       Hadis riwayat Bukhari dan Muslem

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُسْنَدِىُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو رَوْحٍ الْحَرَمِىُّ بْنُ عُمَارَةَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِى يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ »
b.      Hadist riwayat Muslim, Abu Daud, Turmuzi dan Nasai:
…… ثُمَّ قَالَ حَدَّثَنِى أَبِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِى عَنِ الإِسْلاَمِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً. قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ « أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ». قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ « مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ « أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ ». قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِى « يَا عُمَرُ أَتَدْرِى مَنِ السَّائِلُ ». قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ ».


c.       Hadis riwayat Ahmad :

فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِى مَا الإِيمَانُ أَوْ عَنِ الإِيمَانِ قَالَ « تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنُ بِالْقَدَر
Rasulullah memberikan jaminan hidup (terpelihara darah dan harta) dengan mengucap syahadat. Ini menunjukkan ianya diterima sebagai mukmin, adapun iman didalam hati seseorang tak ada yang sanggup menjenguknya kecuali Allah. Wahisbuhum alallah.
Mengenal tuhan adalah dengan mengenal sifat-sifatnya yang tecantum dalam alquran, hadis dan kitab-kitab tauhid mu’tabarah.

D.     LA MAUJUDA FI HAQIQATIN ILLALLAH.

Mengartikan kalimat ”La ilaha illallah” dengan “La Maujuda fi haqiqatin Illallah” adalah benar tetapi tidak boleh disebarkan kepada masyarakat awam karena bisa menimbulkan pemahaman yang salah karena pengertian sebenarnya wujud pada hakikat tidak terdapat pada selain Allah, tetapi jika dimaksud seluruh yang maujud adalah Allah pada hakikat itu jelas salah, karena menentang dengan surat Yasisn 82 :

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82)
82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Yaasin)

Dan surat Maryam 35 :
مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (35)
35. tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha suci Dia. apabila Dia telah menetapkan sesuatu, Maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia.

Kita fahami dari ayat-ayat tersebut bahwa kalau memang seluruh yang maujud adalah Allah pada hakikat, untuk apa Allah menjadikannya lagi dengan qudrah-Nya karena sesuatu tersebut telah ada sebagaimana wujud Allah dan mustahil pada akal bahwa Allah menjadikan dirinya sendiri.

E.      KAMU ADALAH SAYA, SAYA ADALAH KAMU, KAMU BAGIAN DARI SAYA, SAYA BAGIAN DARI KAMU.

Ungkapan “Kamu adalah Saya, Saya adalah Kamu, Kamu bagian dari Saya, Saya bagian dari Kamu” adalah sesat menyesatkan karena bertentangan dengan ayat Al-Ikhlash 4:
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Dan surat Assyura 11:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.

Dan perkataan tersebut menunjukkan wahdah pada wujud adalah salah karena :
a.       Ada perintah dan ada larangan maka jadilah Allah memerintahkan sesuatu pada dirinya atau zat memerintahkan pada sifat, zat berpisah dengan sifat adalah sesuau yang tidak masuk akal.
b.      Bersatu ittihad dan hulul seperti I’tiqad nasrani yaitu hulul Allah pada Al-Masikh.
c.       Bersatu khaliq dan makhluq, dan lain-lain.

F.      ALIF SAMA DENGAN ZAT, LAM SAMA DENGAN SIFAT, LAM KEDUA SAMA DENGAN ASMA’ DAN HA SAMA DENGAN AF’IL.

Uraian kata : “Alif sama dengan Zat, Lam sama dengan Sifat, Lam kedua sama dengan Asma’ dan Ha sama dengan Af’il” adalah ajaran yang tidak berdasar Lughatan, Syar’an dan ‘Aqlan dengan dalil/dasar hukum Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 255 :
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (255)
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.(QS;Al-Baqarah: 255)

Karena kalimat allah itu diwadha’ kepada zat yang wajib Wujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar